Tuesday, May 8, 2007

AJAL MANUSIA

Kisah Teladan

Akibat utangnya membengkak dan tidak dapat membayar, seorang lelaki muda nekat hendak bunuh diri. Ia memilih tempat yang sepi dan membuat simpul tali pada sebatang ranting pohon nangka. Lalu memasukkan lehernya ke dalam jeratan, dan menendang batu yang dipakainya untuk pijakan kaki.

Begitu tubuhnya tergantung, ternyata ranting itu patah, tidak kuat menahan berat badannya. Ia jatuh ke tanah persis di atas tumpukan kotoran kerbau.

"Kurang ajar! Mati yang kucari, malah yang kuperoleh tahi kerbau," umpatnya.
Kemudian ia berusaha lagi. Kali ini dengan menunggu mobil yang melaju kencang di sebuah tikungan curam, di bawahnya terbentang jurang dalam, pada suatu malam yang gelap.

Dari kejauhan muncul bis yang dipacu sopirnya untuk mengejar tambahan penumpang. Begitu bis tersebut sudah dekat, ia melemparkan dirinya ke tengah jalan agar terlindas oleh bis itu.

Apa mau dikata. Sopirnya bermata awas. Melihat ada orang terlempar ke jalan, ia langsung membanting ke kanan. Lantaran terlalu patah, bis itu tidak dapat dikendalikan, langsung tercebur ke dalam jurang. Semua penumpang dan sopirnya tewas.

Dengan murung, lelaki muda itu mengguman, "Aku yang pingin mati, malah mereka yang mati."

Akhirnya ia mencari jurang lain. Di situ ia terjun dari atas sambil memejamkan mata. Ternyata bukan di jurang yang dalam ia terhempas. Hanya sebidang kebun teh yang rimbun. Ia cuma menderita luka-luka ringan, dan ditolong oleh janda pemilik kebun itu.

Sesudah sembuh, janda itu tertarik dan meminta lelaki tersebut untuk bersedia menikahinya. Karena janda itu masih muda dan kaya, serta sanggup mambayar lunas semua utangnya, maka lelaki itu tidak berkeberatan.

Tiga tahun sudah lelaki itu menjadi suami yang bahagia. Berisiti cantik, kaya, dan hidup di tanah pegunungan yang segar. Ia lupa akan niatnya hendak bunuh diri. Bahkan sekarang menjadi takut mati.

Pada suatu malam ia bermimpi didatangi Malaikat Maut. Kepadanya Malaikat Maut berkata, "Besok, jam sembilan pagi, engkau akan mati."

Ia terbangun dan ketakutan. Ia ingin segera lari dari tempat itu untuk menghindari MAlaikat Maut. Maka, walaupun hujan lebat, ia mengeluarkan mobil tanpa pamit lagi kepada istrinya. Ia memacunya dengan kencang di jalanan.

Ketika melewati tikungan tajam tempat tiga tahun yang lalu sebuah bis terjerumus ke dalam jurang akibat ulahnya, ia makin takut, sebab pada saat itu persis jam sembilan.

Akibatnya, ia tidak dapat mengendalikan kendaraannya karena terlalu lama melihat jam tangannya. Mobilnya selip dan terjatuh ke dalam jurang dan Laki-laki itu mati Seketika.

Karena itu, kematian jangan dicari, tetapi jangan juga ditakuti. Mereka yang mencari kematian, berarti menyia-nyiakan hidup. itu adalah dosa besar. Dan mereka yang takut mati, seharusnya tidak usah hidup. Sebab hidup pasti Mati.

Sumber: K.H. Abdurrahman Arroisi dalam bukunya "30 Kisah Teladan"

No comments:

Post a Comment