Bumi dalam arti sempit adalah tempat kita berpijak, sedangkan dalam arti luas mencakup lautan, daratan, dan segala isinya. Karena itu ada istilah "perut bumi", yang mengandung air, minyak, dan batuan, yakni renik tumbuhan serta hewan yang tertimbun selama jutaan tahun. Allah SWT memilih bumi sebagai tempat tinggal yang kaya dan subur untuk penghidupan manusia (QS.7 : 10). Bumi diciptakan Allah SWT dalam bentuk hamparan (QS. 2:22 ; 13:3; 20: 53-54), dan diciptakan-Nya pula gunung untuk mengukuhkannya, agar manusia dapat berdiam di atasnya tanpa ketakutan (QS. 27:61).
Allah SWT berfirman,
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(QS.39:10).
Makna yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwa kita akan mendapatkan kebaikan dari bumi jika kita beriman, berbakti kepada Allah SWT, dan bersabar. Sedangkan kebalikan dari ayat di atas dapat dibaca dalam QS.20:124, yang menyatakan bahwa siapa yang berpaling dari Allah SWT, maka baginya akan ada penghidupan yang sempit.
Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi (QS.2:30). Hanya Manusia, bukan jin atau malaikat, yang diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk memelihara bumi (QS.7:56,85), karena hanya manusia yang memiliki akal serta pikiran untuk dapat memahami tanda kebesaran Allah SWT di muka bumi (QS.30:22).
Memelihara bumi merupakan salah satu pertanda keimanan (QS.7:85). Betapa banyak sumber penghidupan yang diciptakan Allah SWT di bumi (QS.7:10). Kalau manusia memanfaatkannya dengan benar, maka hidupnya akan makmur dan sentosa. Tapi sayangnya, ada manusia yang cenderung merusaknya. Misalnya mereka yang menebangi hutan secara sembrono sehingga keseimbangan alam jadi rusak. Belum lagi yang menggali tanah, pasir, serta barang tambang lainnya secara tidak beraturan sehingga terjadi tanah longsor. Ada pula yang membuang limbah secara serampangan sehingga terjadi pencemaran air. Tidak hanya hewan yang ada di air terkena imbasnya, manusia yang menggunakan airnya pun pasti terkena imbasnya. Daerah resapan air di ganti dengan bangunan-bangunan beton yang megah, makanya banjir di mana-mana. Yang paling parah saat ini Lumpur Lapindo, belum menunjukkan adanya intensitas penurunan semburan lumpur. Semua ini menyebabkan kerusakan, baik di darat maupun di laut (QS.30:41), padahal Allah SWT telah mengingatkan manusia agar tidak membuat kerusakan dibumi, setelah diperbaiki (QS.7:56).
So,berapa Usia Bumi?..
Menurut ilmuwan, bumi berusia sekitar 4,5 milyar tahun. Dalam Al-Qur'an dan Hadis tidak ada keterangan tentang usia bumi, karena wahyu tidak bertujuan untuk itu. Tetapi ada kisah metaforik ketika Nabi Muhammad SAW melakukan Mikraj ke Sidratulmuntaha. Ia lemihat seorang kakek yang bergigi ompong, berambut rontok, berkulit kering, dan berwajah keriput. Si kakek berjalan terseok-seok. Lalu Nabi SAW bertanya kepada Jibril, "Siapa gerangan orang tua itu?" Jibril menjawab, "Orang tua itu adalah perumpamaan bumi yang berusia sangat tua."
Referensi : Ensiklopedi Islam
Wednesday, May 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment