Showing posts with label Artikel Islami. Show all posts
Showing posts with label Artikel Islami. Show all posts

Friday, June 10, 2011

Kisah Inspiratif (1)

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk.Ia membiarkan masing-masing mendidih.

Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.

Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak. Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah.
Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuk berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnya
itu. "Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu?
Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"

Sumber: http://forum.orisinil.com/index.php?topic=3946.0 / by AurelSeluler

Monday, January 10, 2011

Update lagi...dulu semangat banget sama blog..

Lama tidak update, sudah mencoba update sebelum nya, tapi tetap saja masih tidak fokus. Kini mencoba untuk kembali ngeblog, mudah-mudahan bisa terus berlanjut.
sayang rasanya blog yang sudah berusia hampir 4 tahun ini kalau di biarkan. Teringat waktu masih kuliah dulu, semangat2 nya ngeblog plus berbisnis. Bikin blog lebih dari satu, disetiap blog di pasang Google Adsense dan rata-rata blog yg di pasang Adsense berbahasa Inggris. Padahal ngga bisa bahasa Inggris hehehe. Seandainya di update terus mungkin saja cek dari google bisa cair (mimpi kali hehehe). Sekarang, udh banyak semacam Adsense di Indonesia seperti, Adsense camp, kumpul blogger de el el. tinggal pilih deh.

Bagi pengunjung blog ini, silahkan dilihat-lihat iklan nya, kalau ada yang tertarik di klik aja hehehe.

Salam sukses untuk semua..
jangan lupa Selalu Berdoa kepada Yang Maha Kuasa Allah SWT.
Wassalam.

Wednesday, August 18, 2010

Keistimewaan Shalat Tarawih

Apa aja sih keistimewaan atau keutamaan sholat tarawih?
Dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda;

Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.

Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika
keduanya mukmin.

Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat”.

Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).

Pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.

Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.

Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin a.s.

Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allag Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi SAW.

Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.

Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.

Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.

Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.

Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.

Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.

Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.

Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”

Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.

Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).

Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.

Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.

Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.

Pada malam kedua puluh lima, Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.

Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.

Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.

Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.

Dan pada malam ketiga puluh, Allah berfirman:”Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari iar Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku” (HR Majalis).

Nah, yuk kita Tarawih, Semoga amal ibadah kita di terima Allah SWT. Amin..

Sumber : Kitab Majalis al Ulama

Semoga amal ibadah kita di terima Allah SWT. Amin..
Sumber artikel http://ibahbaek.wordpress.com

Friday, August 13, 2010

KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN KEUTAMAAN DAN MANFAAT PUASA

Segala puji bagi Allah ta’ala Dzat yang telah memberikan anugerah, taufiq dan kenikmatan. Dia-lah yang telah mensyari’atkan kepada hamba-Nya pada bulan Ramadhan untuk melaksanakan ibadah puasa dan menegakkan pada malam harinya ibadah shalat malam (shalat tarawih). Syari’at ini satu kali dalam tiap tahunnya. Allah ta’ala telah menjadikan syariat puasa tersebut sebagai salah satu rukun Islam dan pondasinya yang agung serta menjadikannya sebagai pembersih jiwa dari kotoran dosa-dosa.

Shalawat serta salam tak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad yang Allah ta’ala telah memilihnya (di antara hamba-hamba-Nya) untuk menjelaskan hukum-hukum Allah dan menyampaikan syariat Allah Ta’ala kepada manusia. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah seorang yang paling baik dalam hal puasa dan shalat malamnya. Dan memang beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah seorang yang dapat menyempurnakan peribadahan kepada Allah serta beristiqamah di atasnya. Shalawat serta salam tak lupa kita sampaikan pula kepada keluarganya dan para sahabatnya yang mulia serta kepada segenap pengikutnya yang mengikuti jejak langkah beliau dengan baik. Amma ba’du.

Sesungguhnya Allah ta’ala telah mewajibkan syariat puasa kepada setiap umat walaupun di sana terdapat perbedaan dalam hal bentuk pelaksanaan dan waktunya. Allah ta’ala berfirman

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ )

Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan berpuasa atas kalian sebagaimana telah diwajibkan atas umat-umat sebelum kalian agar kalian bertakwa. (Al Baqarah: 183)

Pada tahun kedua hijriyyah, Allah ta’ala mewajibkan kepada umat ini puasa Ramadhan yang diwajibkan kepada setiap muslim yang baligh. Jika seseorang berada pada kondisi sehat dan mukim (tidak dalam keadaan safar), maka wajib baginya melaksanakan puasa tersebut. Jika seseorang sedang dalam keadaan mukim namun sakit (boleh baginya untuk tidak berpuasa) wajib atasnya untuk mengganti hari-hari puasa yang dia tinggalkan. Demikian pula dengan keadaan seorang wanita yang sedang dalam keadaan haid dan nifas, wajib baginya untuk mengganti hari-hari puasa yang dia tinggalkan. Dan kalau seseorang tersebut dalam kondisi sehat dan sedang melakukan perjalanan (safar), maka dia mendapatkan keringanan antara tetap berpuasa atau tidak berpuasa dengan menggantinya pada hari yang lain.

Allah subhanahu wata’ala telah memerintahkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh mulai dari awal sampai akhir bulan. Dan Allah Ta’ala telah memberikan batasan awal mulainya puasa dengan batasan yang jelas yang tidak tersamarkan oleh seorangpun yaitu dengan ru’yatul hilal (melihat hilal) atau menyempurnakan jumlah hari pada bulan Sya’ban menjadi 30 hari, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوُا الْهِلاَلَ، وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

Janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, dan janganlah kalian beridul fithri sampai kalian melihat hilal. Maka jika langit terlihat mendung sehingga hilal tidak nampak maka tentukanlah..(Muttafqun ‘Alaihi).

Sebagaimana Allah ta’ala telah memberikan batasan hari dimulainya awal puasa dengan batasan yang jelas, Allah ta’ala juga telah menjadikan batasan yang jelas kapan saat dimulainya berpuasa yaitu sejak terbitnya fajar yang kedua, dan memberikan batasan akhir puasa (berbuka) adalah dengan terbenamnya matahari. Sebagaimana firman Allah ta’ala

( وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ )

Makan dan minumlah kalian sampai jelas bagi kalian perbedaan antara benang putih dan benang yang hitam, yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam.(Al Baqarah: 187)

Dengan bentuk dan waktu pelaksanaan seperti ini Allah ta’ala telah menetapkan kewajibannya secara pasti dalam firman-Nya

( فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ )

Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan (hadir di negerinya) bulan Ramadhan maka wajib atas untuk berpuasa. (Al Baqarah: 185)

Puasa merupakan salah satu rukun dari rukun-rukun Islam. Maka barangsiapa yang menentang dan mengingkari kewajibannya maka sungguh dia telah keluar dari agama Islam (kafir) dan wajib atasnya untuk dimintai taubat. Jika dia mau bertaubat maka diterima kembali keislamannya, dan jika dia tidak mau bertaubat maka dia dibunuh sebagai hukuman atas kekafirannya.

Barangsiapa yang meyakini kewajiban puasa dan dia sengaja berbuka dengan tanpa ‘udzur (alasan) yang syar’i (dibenarkan oleh syari’at) maka sungguh dia telah melakukan salah satu bentuk dosa besar yang dia berhak untuk mendapatkan celaan dan hukuman.

Inilah wahai para pembaca sekalian, Allah ta’ala telah memberikan keistimewaan pada bulan Ramadhan ini dengan keistimewaan yang banyak dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Dan Allah ta’ala juga mengkhususkan ibadah puasa merupakan bentuk ketaatan yang memiliki keutamaan yang sangat banyak, faidah-faidah yang bermanfaat, dan adab-adab yang mulia.

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Dan termasuk dari keistimewaan-keistimewaan bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:

1. Pada bulan tersebut diwajibkannya puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan rukun keempat dari rukun-rukun Islam dan merupakan pondasi Islam yang agung, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَن لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولَ الله، وَإِقامِ الصَّلاةِ، وَإيتَاءِ الزَّكاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ البَيْتِ الحَرَامِ

Islam dibangun di atas 5 pondasi (rukun) : Persaksian bahwasanya tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah.(Muttafaqun ‘Alaihi)

Hal ini termasuk dari perkara agama yang telah diketahui secara umum dan telah disepakati oleh kaum muslimin seluruhnya bahwasanya ibadah puasa termasuk dari ibadah yang wajib dari kewajiban-kewajiban yang Allah ta’ala tetapkan kepada setiap muslim.

2. Kewajiban melaksanakan ibadah puasa Ramadhan atas umat ini bersifat fardhu ‘ain, yaitu wajib bagi setiap individu muslim untuk melaksanakannya. Berdasarkan firman Allah ta’ala:

( فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ )

Maka barangsiapa diantara kalian menyaksikan (hadir di negerinya) bulan Ramadhan maka wajib baginya untuk berpuasa. (Al Baqarah: 185)

3. Pada bulan tersebut diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan (kesesatan) kepada cahaya (petunjuk), menunjuki manusia kepada jalan kebenaran dan bimbingan yang mulia, serta akan menjauhkan manusia dari jalan yang menyimpang dan penuh kesesatan. Dengan Al Qur’an tersebut juga akan memberikan bashirah (ilmu) pada perkara-perkara agama dan dunia mereka dengan jaminan mereka akan mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan, baik yang disegerakan di dunia ataupun baru diberikan ketika di akhirat kelak. Allah ta’ala berfirman

( شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ )

Bulan Ramadhan yang telah diturunkan di dalamnya Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas dari petunjuk dan pembeda. (Al Baqarah: 185)

4. Pada bulan tersebut dibuka pintu-pintu Al Jannah karena banyaknya amalan-amalan shalih yang disyariatkan pada bulan Ramadhan yang akan memasukkan pelakunya ke dalam Al Jannah. Dan pada bulan tersebut ditutup pintu-pintu An Naar karena sedikitnya orang yang berbuat maksiat dan dosa-dosa yang akan memasukkan pelakunya ke dalam An Naar.

5. Pada bulan tersebut para setan dibelenggu dan diikat sehingga kekuatannya menjadi lemah untuk bisa menyesatkan orang-orang yang taat dan memalingkan mereka dari amalan yang shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

Jika telah datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu Al Jannah dan ditutuplah pintu-pintu An Naar dan para setan dibelenggu. (HR. Bukhari, Muslim, An Nasa’i).

6. Pada bulan tersebut Allah ta’ala memiliki hamba-hamba yang akan dibebaskan dari An-Naar. berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

إِنَّ لِلَّهِ تبارك وتعالى عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ في كُلِّ لَيْلَةٍ

Sesungguhnya Allah tabaraka wata’ala setiap kali saat berbuka memiliki hamba-hamba yang berhak untuk dibebaskan dari An Naar, yang demikian itu terjadi pada setiap malam. (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).

7. Pada bulan tersebut Allah Ta’ala melimpahkan ampunan kepada orang-orang yang melaksanakan puasa Ramadhan atas dasar keimanan yang jujur dan mengharapkan pahala di sisi Allah ta’ala berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala maka dia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun ‘Alaihi).

8. Pada bulan tersebut disunnahkan untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih dalam rangka mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menegakkan shalat malam (tarawih) pada bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala maka dia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun ‘Alaihi).

9. Pada bulan tersebut terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan dan barangsiapa yang dia menghidupkan malam tersebut maka dia akan mendapatkan ampunan dari Allah ta’ala, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

إنَّ هَذاَ الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَة خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الخَيْرَ كُلَّهُ وَلاَ يُحْرَمُ خَيْرُهَا إِلا مَحْرُومٌ

Sesungguhnya bulan (Ramadhan) ini telah datang kepada kalian, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa yang diharamkan dari mendapatkan malam tersebut maka sungguh dia telah diharamkan dari kebaikan seluruhnya, dan tidaklah diharamkan dari mendapatkan kebaikan malam tersebut kecuali mereka yang memang orang yang diharamkan untuk mendapatkannya.(HR. Ibnu Majah, Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan: hasan shahih).

Dan juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadr atas dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah Ta’ala maka dia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu.(Muttafaqun ‘Alaihi)

10. Bahwasanya ibadah puasa Ramadhan yang dilakukan pada tahun ini dan tahun sebelumnya akan menghapuskan dosa-dosa kecil yang dilakukan di antara keduanya dengan syarat dia harus menjauhi dosa-dosa besar, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ ما بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

Shalat-shalat yang lima waktu, shalat Jum’at yang satu ke Jum’at yang berikutnya, dan puasa Ramadhan yang satu ke Ramadhan berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa kecil di antara keduanya jika ia meninggalkan dosa-dosa besar. (HR. Muslim, Ahmad).

Lebih dari itu, yang menunjukkan keistimewaan bulan Ramadhan, bahwasanya pada bulan tersebut pernah terjadi beberapa peristiwa penting :

Seperti perang Badr Kubra yang dengannya terbedakan antara Al-Haq dengan Al-Bathil. Pada perang tersebut Allah ta’ala menolong Islam dan kaum muslimin serta menghancurkan kesyirikan dan kaum musyrikin. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun kedua Hijriyyah.

Demikian pula pada bulan Ramadhan terjadi Fathu Makkah dan ketika itu manusia masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong, dihancurkannya kesyirikan dan patung-patung berhala dengan keutamaan dari Allah Ta’ala. Maka sejak saat itulah kota Makkah menjadi negeri kaum muslimin setelah sebelumnya menjadi sarang kesyirikan dan kaum musyrikin. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun kedelapan Hijriyyah.

Demikian pula pada bulan Ramadhan tahun 584 Hijriyyah, Allah ta’ala memberikan pertolongan-Nya kepada kaum muslimin di medan pertempuran Hithin dan berhasil mengalahkan kaum salibis (Nasrani) pada pertempuran tersebut, sehingga Baitul Maqdis kembali ke pangkuan kaum muslimin.

Dan juga pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah, Allah Ta’ala memberikan pertolongan kepada kaum muslimin untuk mengalahkan sejumlah besar pasukan Tartar.

Inilah gambaran secara umum dari keistimewaan bulan Ramadhan dan keutamaan-keutamaannya yang banyak serta barakahnya yang melimpah. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Keutamaan-keutamaan Puasa

Adapun keutamaan puasa banyak sekali, di antaranya adalah:

1. Dilipatgandakannya kebaikan (pahala) suatu amalan padanya dengan tanpa batas pada jumlah/bilangan tertentu. Sementara amalan-amalan yang lain dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta’ala hanya sebanyak 10 sampai 700 kali lipat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى مَا شَاءَ اللهُ يقُولَ اللَّهُ تَعَالَى: إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِى، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ، وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ عِنْدَ اللهِ أَطْيَبُ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan anak Adam dilipatgandakan pahalanya sebanyak 10 sampai 700 kali lipat sampai pada yang dikehendaki oleh Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman : “Kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya. Dia (hamba) meninggalkan syahwat, makan, dan minumnya karena Aku.” Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan: gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu dengan Rabbnya. Dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah adalah lebih harum dari semerbak minyak wangi misik. (HR. Ibnu Majah, dishahihkan Asy Syaikh Al-Albani).

Maka jelaslah dari hadits ini bahwasanya Allah mengkhususkan puasa untuk diri-Nya daripada amalan-amalan yang lain. Dan Allah mengkhususkan amalan puasa tersebut dengan dilipatgandakannya pahala suatu amalan -sebagaimana yang telah lalu-, dan bahwasanya keikhlasan dalam puasa adalah jauh lebih mendalam nilainya dibanding amalan-amalan yang lain, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِى

Dia meninggalkan syahwat, makan, dan minumnya karena Aku (Allah).

Sebagaimana pula Allah subhanahu wata’ala memberikan balasan berikutnya bagi orang yang berpuasa dengan kegembiraan di dunia dan akhirat yaitu kegembiraan yang terpuji dikarenakan dia telah melaksanakan ketaatan kepada Allah ta’ala, sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam ayat-Nya

( قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ )

Katakanlah dengan keutamaan Allah dan rahmat-Nya maka dengan itu bergembiralah kalian. (Yunus: 58)

Sebagaimana diambil pula faidah bahwa suatu ketaatan yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu, maka itu menunjukkan sesuatu yang dicintai oleh Allah ta’ala, sebagai misal adalah apa yang didapatkan dari orang yang berpuasa dari bau mulutnya yang berubah dengan sebab puasa.

2. Di antara keutamaan puasa adalah bahwasanya puasa akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat dan akan menutupinya dari dosa-dosa dan syahwat yang membahayakan serta akan menjaganya dari An-Naar, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ: أَي رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَة فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ: مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Puasa dan Al Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat, Puasa berkata :: Wahai Rabbku aku telah menahannya dari makanan dan syahwat, maka berilah syafa’at kepadanya. Al Qur’an juga berkata : Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari maka berilah syafa’at kepadanya. Maka keduanya diberi izin oleh Allah untuk memberikan syafaat.(HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

الصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَحِصْنٌ حَصِينٌ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah sebagai tameng dan akan membentengi pelakunya dari An Naar. (HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani).

3. Dan di antara keutamaan puasa adalah bahwasanya doa orang yang berpuasa itu dikabulkan oleh Allah ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً

Dan sesungguhnya bagi setiap muslim pada setiap siang dan malam memiliki doa yang dikabulkan oleh Allah ta’ala. (HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani).

Dan telah disebutkan pada pertengahan ayat-ayat puasa (yakni Al Baqarah ayat 183 sampai 187) yang memberikan dorongan kepada orang yang berpuasa untuk memperbanyak doa dalam firman-Nya

( وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ )

Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku maka katakanlah: sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa seseorang jika dia berdoa kepada-Ku. (Al Baqarah: 186)

4. Dan di antara keutamaan puasa adalah bahwasanya puasa akan menjauhkan pelakunya dari An Naar pada hari kiamat berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

Tidaklah seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali dengan (puasa) hari tersebut Allah akan jauhkan wajahnya dari An Naar sejauh perjalanan selama 70 musim.(HR. Muslim, An Nasa’i, Ad Darimi).

5. Dan di antara keutamaan puasa adalah dikhususkannya bagi orang yang berpuasa dengan salah satu pintu dari pintu-pintu Al Jannah yang mereka akan masuk ke dalamnya tanpa selain mereka, sebagai bentuk pemuliaan dan sebagai balasan atas ibadah puasa yang mereka lakukan. Berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ ؟ فَيَقُومُونَ، فَيَدْخُلُونَ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

Sesungguhnya di Al Jannah ada sebuah pintu yang dinamakan dengan Ar Rayyan, orang-orang yang berpuasa masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat, yang tidak akan masuk ke dalamnya selain orang-orang yang berpuasa. Maka kemudian dikatakan : mana orang-orang yang berpuasa? maka bangkitlah orang-orang yang berpuasa dan merekapun memasukinya. Dan jika mereka telah masuk ke dalamnya, ditutuplah pintu tersebut dan tidak ada lagi yang masuk ke dalamnya seorangpun. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Manfaat Puasa

Adapun manfaat-manfaat puasa adalah sangat besar pengaruhnya dalam mensucikan jiwa dan mendidik akhlak serta memberikan kesehatan pada badan. Dan di antara manfaat puasa adalah melatih dan membiasakan jiwa untuk sabar, menahan dirinya untuk meninggalkan sesuatu yang biasa dilakukan, meninggalkan syahwat yang dia inginkan. Dengan puasa akan dapat menghentikan dan mengalahkan hawa nafsunya yang selalu menyeru kepada kejelekan.

Seorang yang berpuasa akan bisa menahan diri dari syahwatnya untuk membantu dia dalam mencari puncak kebahagiaan dan menerima sesuatu yang bisa membersihkan dirinya (berupa kebaikan) yang dengan itu akan menentukan dia di kehidupannya yang abadi nanti. Maka semakin sempitlah jalan-jalan setan dengan semakin sedikitnya porsi makan dan minum. Jiwanya akan diingatkan dengan keadaan orang-orang yang lapar dari kalangan orang orang miskin. meninggalkan sesuatu yang dia sukai dari hal-hal yang membatalkan puasa karena cintanya kepada Rabbul ‘Alamin. Dan inilah rahasia antara seorang hamba dan sesembahannya, itulah hakikat dari puasa dan tujuannya.

Dan di antara manfaat berpuasa adalah dapat membuat hati manusia menjadi luluh dan mudah untuk mengingat Allah, sehingga Allah akan memudahkan pula baginya untuk menempuh jalan-jalan ketaatan.

Dan di antara manfaat puasa adalah bahwa puasa akan menjadikan hati manusia untuk bertakwa kepada Allah dan dapat melemahkan syahwat yang ada pada dirinya. Allah ta’ala berfirman

( لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ )

Agar kamu menjadi orang-orang yang bertakwa. (Al Baqarah: 183)

Tujuan diwajibkannya berpuasa karena puasa merupakan sebab ketakwaan. Dengan puasa akan mempersempit ruang gerak syahwatnya dan bahkan bisa tersingkir dari dirinya. Manakala seseorang sedikit makannya, maka keinginan syahwatnya pun akan melemah, dan manakala keinginan syahwatnya lemah, maka akan kecil pula kecenderungannya untuk berbuat maksiat.

Dan di antara manfaat puasa dari tinjauan medis adalah bahwa dengan berpuasa dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh manusia karena dengan berpuasa seseorang akan terlindungi tubuhnya dari berbagai macam zat yang terkandung dalam makanan yang bisa menyebabkan berbagai penyakit. Karena puasanya pula -dengan izin Allah- akan terjagalah kesehatan organ-organ luar dan organ-organ dalam tubuh sebagaimana hal ini telah diakui oleh para dokter.

sumber http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=361066

(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=341&print=1)

Tuesday, August 10, 2010

Puasa Tidak Sekedar Menahan Makan dan Minum

Puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah ta'ala. Hal ini sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي

"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah ta’ala berkata: ‘Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan keinginan-keinginan hawa nafsunya dan makannya karena Aku’." (Shahih, HR. Muslim)

Hadits di atas dengan jelas menunjukkan betapa tingginya nilai puasa. Allah ta’ala akan melipatgandakan pahalanya bukan sekedar 10 atau 700 kali lipat namun akan dibalas sesuai dengan keinginan-Nya Ta'ala. Padahal kita tahu bahwa Allah ta’ala Maha Pemurah, maka Dia tentu akan membalas pahala orang yang berpuasa dengan berlipat ganda.

Hikmah dari semua ini adalah sebagaimana tersebut dalam hadits, bahwa orang yang berpuasa telah meninggalkan keinginan hawa nafsu dan makannya karena Allah Ta'ala. Tidak nampak dalam dzahirnya dia sedang melakukan suatu amalan ibadah, padahal sesungguhnya dia sedang menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah ta’ala dengan menahan lapar dan dahaga. Sementara di sekitarnya ada makanan dan minuman.

Di samping itu dia juga menjaga hawa nafsunya dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Semua itu dilakukan karena mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala dengan meyakini bahwa Allah Ta’ala mengetahui segala gerak-geriknya.

Di antara hikmahnya juga yaitu karena orang yang berpuasa sedang mengumpulkan seluruh jenis kesabaran di dalam amalannya. Yaitu sabar dalam taat kepada Allah Ta'ala, dalam menjauhi larangan, dan di dalam menghadapi ketentuan taqdir-Nya Ta'ala. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya akan dipenuhi bagi orang-orang yang sabar pahala mereka berlipat ganda tanpa perhitungan." (Az-Zumar: 10)

Perlu menjadi catatan penting bahwa puasa bukanlah sekedar menahan diri dari makan, minum dan hal-hal lainnya yang membatalkan puasa. Orang yang berpuasa harus pula menjaga lisan dan anggota badan lainnya dari segala yang diharamkan oleh Allah Ta’ala namun bukan berarti ketika tidak sedang berpuasa boleh melakukan hal-hal yang diharamkan tersebut.

Maksudnya adalah bahwa perbuatan maksiat itu lebih berat ancamannya bila dilakukan pada bulan yang mulia ini, dan ketika menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah Ta'ala. Bisa jadi seseorang yang berpuasa itu tidak mendapatkan faidah apa-apa dari puasanya kecuali hanya merasakan haus dan lapar. Na’udzubillahi min dzalik.

Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang berpuasa agar mendapatkan balasan dan keutamaan-keutamaan yang telah Allah ta’ala janjikan. Diantaranya:

1. Setiap muslim harus membangun ibadah puasanya di atas iman kepada Allah Ta’ala dalam rangka mengharapkan ridha-Nya, bukan karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan keluarganya atau masyarakatnya yang sedang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Ta'ala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaqun ‘alaih)

2. Menjaga anggota badannya dari hal-hal yang diharamkan Allah k, seperti menjaga lisannya dari dusta, ghibah, dan lain-lain. Begitu pula menjaga matanya dari melihat orang lain yang bukan mahramnya baik secara langsung atau tidak langsung seperti melalui gambar-gambar atau film-film dan sebagainya. Juga menjaga telinga, tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari bermaksiat kepada Allah Ta'ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah Ta’ala tidak peduli dia meninggalkan makan dan minumnya." (Shahih HR. Al-Bukhari no. 1804)

Maka semestinya orang yang berpuasa tidak mendatangi pasar, supermarket, mal, atau tempat-tempat keramaian lainnya kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Karena biasanya tempat-tempat tersebut bisa menyeretnya untuk mendengarkan dan melihat perkara-perkara yang diharamkan Allah Ta'ala. Begitu pula menjauhi televisi karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa efek negatifnya sangat besar baik bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa.

3. Bersabar untuk menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan kepadanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah radiyallahu 'anhu:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلاَ يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

"Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa." (Shahih, HR. Muslim)

Dari hadits tersebut bisa diambil pelajaran tentang wajibnya menjaga lisan. Apabila seseorang bisa menahan diri dari membalas kejelekan maka tentunya dia akan terjauh dari memulai menghina dan melakukan kejelekan yang lainnya.

Sesungguhnya puasa itu akan melatih dan mendorong seorang muslim untuk berakhlak mulia serta melatih dirinya menjadi sosok yang terbiasa menjalankan ketaatan kepada Allah k. Namun mendapatkan hasil yang demikian tidak akan didapat kecuali dengan menjaga puasanya dari beberapa hal yang tersebut di atas.

Puasa itu ibarat sebuah baju. Bila orang yang memakai baju itu menjaganya dari kotoran atau sesuatu yang merusaknya, tentu baju tersebut akan menutupi auratnya, menjaganya dari terik matahari dan udara yang dingin serta memperindah penampilannya. Demikian pula puasa, orang yang mengamalkannya tidak akan mendapatkan buah serta faidahnya kecuali dengan menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan pahalanya.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Sumber: Ceramah dan tanya jawab Masyayikh Salafiyyin (Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz t, Asy-Syaikh Muhammad Al-’Utsaimin rahimahullah dan Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah)

(Dikutip dari tulisan Al Ustadz Saifudin Zuhri, Lc. Judul asli Puasa Tidak Sekedar Menahan Makan dan Minum. URL Sumber http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=300)

Friday, September 26, 2008

Met LEbaran

Boy-Muslim mengucapkan Met Lebaran, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Maafin ya....semoga Amal ibadah kita diterima Di sisi Allah SWT. Amin...

Wednesday, March 12, 2008

SANG SUFI

Tersebutlah seorang penganut tasawuf bernama Nidzam al-Mahmudi. Ia tinggal di sebuah kampung terpencil, dalam sebuah gubuk kecil. Istri dan anak-anaknya hidup dengan amat sederhana. Akan tetapi, semua anaknya berpikiran cerdas dan berpendidikan. Selain penduduk kampung itu, tidak ada yang tahu bahwa ia mempunyai kebun subur berhektar-hektar dan perniagaan yang kian berkembang di beberapa kota besar. Dengan kekayaan yang diputar secara mahir itu ia dapat menghidupi ratusan keluarga yg bergantung padanya. Tingkat kemakmuran para kuli dan pegawainya bahkan jauh lebih tinggi ketimbang sang majikan. Namun, Nidzam al-Mahmudi merasa amat bahagia dan damai menikmati perjalanan usianya.

Salah seorang anaknya pernah bertanya, `Mengapa Ayah tidak membangun rumah yang besar dan indah? Bukankah Ayah mampu?""Ada beberapa sebab mengapa Ayah lebih suka menempati sebuah gubuk kecil," jawab sang sufi yang tidak terkenal itu. "Pertama, karena betapa pun besarnya rumah kita, yang kita butuhkan ternyata hanya tempat untuk duduk dan berbaring. Rumah besar sering menjadi penjara bagi penghuninya. Sehari-harian ia Cuma mengurung diri sambil menikmati keindahan istananya. Ia terlepas dari masyarakatnya. Dan ia terlepas dari alam bebas yang indah ini. Akibatnya ia akan kurang bersyukur kepada Allah."

Anaknya yang sudah cukup dewasa itu membenarkan ucapan ayahnya dalam hati. Apalagi ketika sang Ayah melanjutkan argumentasinya, "Kedua, dengan menempati sebuah gubuk kecil, kalian akan menjadi cepat dewasa. Kalian ingin segera memisahkan diri dari orang tua supaya dapat menghuni rumah yang lebih selesa. Ketiga, kami dulu cuma berdua, Ayah dan Ibu. Kelak akan menjadi berdua lagi setelah anak-anak semuanya berumah tangga. Apalagi Ayah dan Ibu menempati rumah yang besar, bukankah kelengangan suasana akan lebih terasa dan menyiksa?"

Si anak tercenung. Alangkah bijaknya sikap sang ayah yang tampak lugu dan polos itu. Ia seorang hartawan yang kekayaannya melimpah. Akan tetapi, keringatnya setiap hari selalu bercucuran. Ia ikut mencangkul dan menuai hasil tanaman. Ia betul-betul menikmati kekayaannya dengan cara yang paling mendasar. Ia tidak melayang-layang dalam buaian harta benda sehingga sebenarnya bukan merasakan kekayaan, melainkan kepayahan semata-mata. Sebab banyak hartawan lain yang hanya bisa menghitung-hitung kekayaannya dalam bentuk angka-angka. Mereka hanya menikmati lembaran-lembaran kertas yang disangkanya kekayaan yang tiada tara. Padahal hakikatnya ia tidak menikmati apa-apa kecuali angan-angan kosongnya sendiri.

Kemudia anak itu lebih terkesima tatkala ayahnya meneruskan, "Anakku, jika aku membangun sebuah istana anggun, biayanya terlalu besar. Dan biaya sebesar itu kalau kubangunkan gubuk-gubuk kecil yang memadai untuk tempat tinggal, berapa banyak tunawisma/gelandangan bisa terangkat martabatnya menjadi warga terhormat? Ingatlah anakku, dunia ini disediakan Tuhan untuk segenap mahkluknya. Dan dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua penghuninya. Akan tetapi, dunia ini akan menjadi sempit dan terlalu sedikit, bahkan tidak cukup, untuk memuaskan hanya keserakahan seorang manusia saja."

Saturday, December 22, 2007

TATA HATI

GlacierOleh : Casnadi

TATA HATI

“Sedang cari apa Nak Mas......... ? Tanya Ki Bijak melihat Maula tengah sibuk mencari sesuatu digudang masjid.

“Ooh, ini ki, ana sedang cari martil serta tali kawat untuk mengikat tambatan hewan kurban ki.......... .” Kata Maula, yang memang tengah mempersiapkan tempat dan peralatan penyembelihan kurban beberapa waktu mendatang.

“Ketemu Nak Mas......... ....?” Tanya Ki Bijak.

“Dari tadi ana cari-cari, tapi belum ketemu juga ki, tempatnya berantakan sekali, barang yang sudah tidak terpakai bercampur dengan barang yang masih bisa dipakai, sehingga susah mencari sesuatu disini...... ....” Kata Maula.

“Iya, Aki maklum kalau Nak Mas tidak menemukan yang Nak Mas cari, karena kemarinpun Aki kebingungan mencari papan tulis yang biasa digunakan untuk taklim...... ......” Kata Ki Bijak maklum.

“Iya ki, mungkin harus segera kita benahi tata ruang gudang ini ki, selain susah mencari sesuatu, ana khawatir barang-barang yang masih bisa dipakai ikut rusak karena tertimpa barang yang sudah usang, sayang khan ki.......... ....” Kata Maula usul.

“Iya Nak Mas, apapun dan dimanapun, yang tidak ditata dengan rapih, sangat berpotensi menyebabkan ‘kerusakan, kesulitan untuk menemukannya atau bahkan kehilangan’ sesuatu yang mungkin sangat berharga bagi kita........ ......... ...”Kata Ki Bijak sejurus kemudian.

“Yang Aki maksud bukan hanya gudang ini khan ki.......... .?” Tanya Maula.

“Ya Nak Mas, gudang ini adalah sebuah ilustrasi yang sangat baik mengenai bagaimana jika hati kita tidak ditata sebagaimana mestinya.... .......” Kata Ki Bijak.

“Hati kita ki.........?” Tanya Maula.

“Benar Nak Mas...., hati kitapun harus kita tata dengan baik, agar tidak semrawut dan menyebabkan kita kebingungan ketika kita mencari sesuatu atau kerusakan yang sangat mungkin timbul akibat tidak tertatanya hati kita........ ...” Kata Ki Bijak

“Ana masih belum paham ki.......... ..” Kata Maula.

“Nak Mas masih ingat sebuah syair “hati tempat pahala dan dosa berlabuh.... ......... ?” Tanya Maula.

“Iya ki, itu lagunya Bimbo....... .......” Kata Maula.

“Nah Aki berpendapat begini Nak Mas, pahala itu ibaratnya barang-barang berharga yang kita peroleh dengan susah payah, pahala shalat kita, yang kita usahakan siang malam, mungkin pahala shaum kita dengan menahan sedemikian banyak godaan, pahala zakat kita dengan mengeluarkan sebagian uang kita, atau bahkan ilmu yang telah bertahun-tahun kita pelajari, kesemuanya adalah sesuatu yang sangat mahal dan berharga.... ........” Kata Ki Bijak.

“Lalu ki.......... ....?” Tanya Maula penasaran.

“Sementara dosa itu ibaratnya barang-barang yang juga merupakan ‘hasil jerih payah’ kita, ada dosa karena kita berlaku ujub dengan ibadah kita, ada dosa karena riya dan sum’ah kita, ada dosa karena kedengkian hati kita, ada dosa karena dusta kita, ada dosa karena keliaran pandangan mata kita, dosa karena kenakalan pendengaran kita, dan masih banyak lagi barang-barang bekas dan sampah yang bernama dosa itu yang mungkin kita kumpulkan selama ini......... .......” Kata Ki Bijak.

“Nah ketika barang-barang berharga kita, yaitu ‘pahala dan ilmu’, serta barang-barang bekas dan sampah yang bernama ‘dosa’ kita tempatkan bersama-sama dalam satu ruang hati kita, menurut Nak Mas apa yang mungkin terjadi..... .......?” Tanya Ki Bijak.

“Kemungkinan pertama, barang-barang berharga kita, pahala kita, ilmu kita, rusak karena tertimbun barang rongsokan atau tertular karat dari barang yang rusak tadi........ .........” Kata Maula.

“Ya, benar Nak Mas, itu kemungkinan paling besar, pahala kita rusak karena dosa-dosa kita, meski ada kemungkinan lain yaitu barang berharga kita akan menutupi barang-barang bekas dan rongsokan tadi, ada satu kemungkinan pahala atau amal baik kita menghapus dosa-dosa kita, tapi menurut Aki, barang bekas itu, kurang layak untuk ditempatkan secara bersama-sama dengan barang kita yang mahal dan berharga,terlalu beresiko.... ......... ...” Kata Ki Bijak.tetap saja, Ada lagi........ ....?” Tanya Ki Bijak.

“Kenapa ki.......... ......?” Tanya Maula.

“Ketika gudang kita sudah ditempati terlalu banyak barang-barang rongsokan, maka akan sulit bagi kita untuk menata gudang kita untuk terlihat lebih indah, karena sudah terlalu penuh oleh dosa kita yang bertumpuk... .........”

“Pun demikian halnya dengan hati kita, ketika hati kita sudah terisi penuh oleh dosa dan kemaksiatan, maka cahaya kebenaran, sebagai sarana penghasil pahala, akan sulit memasuki ruangan hati kita, yang telah terlebih dahulu dipenuhi dengan dosa dan karat maksiat..... ......... ..”Kata Ki Bijak.

“Bahkan ada yang mengatakan bahwa dosa yang kita lakukan, terlebih dosa besar, akan menghapus satu ilmu yang pernah kita pelajari dari hati untuk selamanya, Naudzubillah. ........” Sambung Ki Bijak.

“Benar ki, seperti gudang masjid tadi, meskipun sebenarnya cukup luas, tapi sekarang menjadi terasa sempit sekali karena banyaknya barang bekas yang seharusnya tidak ditempatkan disana, sehingga tidak terlihat lagi mana yang baik dan mana yang rusak....... ......” Kata Maula.

“Itulah kenapa Allah berkali-kali mengingatkan kita untuk tidak mencampur adukan yang haq dan yang bathil, karena keduanya tidak akan pernah bisa bersama-sama ada dalam satu ruang, keduanya akan saling mengalahkan. ..., beruntung kalau hal yang baik yang menang, tapi yang lebih sering justru kita lebih dikuasai oleh kebathilan, maka kita akan menjadi celaka karenannya.. ......... ...” Kata Ki Bijak sambil mengutip beberapa ayat al qur’an;

Ÿwur (#qÝ¡Î6ù=s? Yysø9$# È@ÏÜ»t7ø9$$Î/ (#qãKçGõ3s?ur ¨,ysø9$# öNçFRr&ur tbqçHs>÷ès? ÇÍËÈ

42. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu[43], sedang kamu Mengetahui.( Al Baqarah)

“Aki benar ki, lalu bagaimana agar kita bisa menata ruang hati kita dengan baik, ki.......... .?” Tanya Maula.

“Kita orang yang paling tahu barang mana yang kita perlukan dan barang mana yang harusnya kita singkirkan, kitalah yang paling tahu mana yang pantas untuk kita simpan dihati kita dan hal mana yang harusnya kita sisihkan dari hati kita........ .....” Kata Ki Bijak.

“Kita tahu dusta itu hal yang tidak berguna, kenapa kita masih sering melakukannya. ....? sehingga mengurangi space hati kita untuk berkata jujur....”

“Kita tahu bergunjing itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat apapun bagi kita, kenapa kita masih senang melakukannya. ..? Sehingga mengurangi ruang hati kita untuk dzikir atau tadarus al qur’an.....”

“Kita tahu mengumpat itu perbuatan tercela, lalu kenapa masih banyak diantara kita yang saling mengumpat dan mencela, sehingga ruang hati untuk menyambung tali silaturahim menjadi berkurang karenannya.. ...”

“Pun ketika kita tahu shalat tepat waktu adalah sebuah keutamaan, lalu kenapa kita masih mendahulukan pekerjaan lain.....? Bukankah hal itu pun akan mempersempit ruang hati kita untuk bermunajat kepada Allah...?

“Kita tahu bahwa zakat yang disertai keikhlasan merupakan sebuah keharusan, lalu kenapa masih banyak diantara kita yang zakatnya ingin dilihat orang....?, Bukankah itu juga akan mengurangi nilai pahala yang seharusnya kita dapatkan.... .?”

“Dan masih banyak lagi contoh-contoh perilaku kita yang lebih senang mengumpulkan sampah daripada menata barang berharga kita........ .......” Kata Ki Bijak.

“Iya ya ki, kalau bahasa sekarang istilahnya STMJ kali ya ki........” Kata Maula.

“Apa itu STMJ Nak Mas......... .?” Tanya Ki Bijak.

“Shalat Terus Maksiat Jalan, shalatnya rajin, ujubnya bertambah, zakatnya rutin, pamrihnya makin menjadi, seperti itu khan ki........” Kata Maula.

“Ya Nak Mas, seperti itu kira-kira... ...., Nak Mas memang pintar buat akronim seperti itu......... .” Kata Ki Bijak sambil tersenyum.

“Ki, kapan kita akan merapihkan gudang itu ya ki.......... .?” Tanya Maula meminta persetujuan Ki Bijak.

“Silahkan kapan saja Nak Mas, kalau Nak Mas dan rekan-rekan senggang, tapi jangan lupa, hati kita, hati Aki, hati Nak Mas, hati rekan dan santri lain juga harus terus-menerus ditata dan dijaga, jangan sampai seperti gudang itu, kalau sudah campur aduk begitu, setidaknya kita memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk membereskannya. ......... ...” Kata Ki Bijak.

“Iya ya ki, kalau hati kita sudah seperti gudang itu....,Naudzubilla h, berapa lama kita menatanya kembali..... ......” Kata Maula.

“Karenanya mulailah menatanya dari sekarang, menata hati kita agar rapih berseri dipenuhi cahaya ilahi....... ......, caranya tentu dengan menata apa yang sudah baik agar menjadi lebih baik, shalat yang sudah tepat waktu, ditambah dengan meningkatkan keikhlasan, zakat yang sudah jalan, ditingkatkan dengan ketulusan, nafilahnya dijaga, sunahnya dilaksanakan. ........”

“kemudian mengeluarkan hal-hal yang tidak berguna dari keseharian kita, hentikan dengan segera kebiasaan kita berdusta, hentikan dengan segera kesenangan kita bergunjing, kikis rasa ujub, riya dan takabur, serta jangan pernah sekali-kali untuk menambah dan memasukan ‘sampah dosa’ kedalam ruang hati kita, sekecil apapun itu, berusahalah untuk menghindarinya. ......... ......”Kata Ki Bijak

“Iya ki, semoga Allah menata hati ini menjadi ruang yang indah untuk dapat bermakrifat kepada-Nya ya ki.......... .” Kata Maula.

“Amiin, insha Allah Nak Mas......... ..” Kata Ki Bijak mengamini, sementara Maula meneruskan pekerjaannya menyiapkan tempat dan peralatan untuk idul kurban.

Wassalam

Desember 17, 2007
diambil dari Milis ISLAMDOTNET

Tuesday, September 11, 2007

Marhaban ya Ramadhan

Ramadhan kunanti...Ramadhan dinanti....
Bulan Ramadhan telah tiba. Bulan suci penuh ampunan dan bulan yang Istimewa bagi Umat Muslim.
Ada banyak nilai yang kita resapi sebagai spirit bulan Ramadhan.

yang pertama adalah penanaman nilai akhlak dan moral. Inti tarbiyah ilahiyah melalui ibadah puasa ialah penanaman dan pengukuhan kesadaran yang sedalam-dalamnya akan ke Maha Hadir-an Allah dalam diri setiap muslim. Kesadaran inilah yang akan menjadi landasan taqwa dan akan membimbing seseorang kepada prilaku yang lebih baik. Puasa juga mendidik kita agar mendalami keinsyafan akan Allah yang selalu menyertai dan mengawal kita dalam setiap saat. Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan firman Allah swt: "Puasa hanya untuk Ku saja, dan Akulah yang akan menanggung pahalanya". Artinya, tidak ada orang lain yang tahu seseorang itu puasa kecuali orang yang bersangkutan dan Allah swt. Berbeda dengan ibadah shalat yang sebaiknya justru dilakkan berjamaah, zakat yang melibaykan banyak orang, dan ibadah haji yang sangat publik, puasa merupakan ibadah yang sifatnya sangat pribadi. Inilah pangkal dari terciptanya kemampuan menahan diri, akibat kesadaran bahwa Allah swt hadir dimana-mana.


Kedua, puasa adalah ibadah yang memancarkan hikmah bukan saja bagi pembinaan kesalehan individual, tetapi juga bagi peningkatan kesalehan sosial. Ketaqwaan yang menjadi sasaran utama pelaksanaan rukun Islam yang kempat ini memiliki dimensi pembinaan yang kompreherensif, baik pembentukan kualitas hidup individual maupun bagi upaya pendiptaan iklim sosial.

Ketiga, aspek ubudiyah. Aspek ini sudah kerap disinggung dalam banyak momen di bulan Ramadhan. Tapi perlu kita mantapkan kembali karena manfaat yang paling baik diperoleh seseorang saat ia berhasil melakukan ibadah puasa secara baik adalah kondisi jiwanya yang telah terhubung secara baik dengan Yang Maha Kuasa. Jika seseorang berhasil selama 30 hari mengalahkan kecenderungan yang mudah tergoda dan bisa melakukan sesuatu untuk memenangkan nuraninya, akan terciptalah kondisi hati yang bersih yang sekaligus akan mengkondisikan jiwa yang cepat berhubungan dengan Allah swt.

So... Selamat menunaikan Ibadah Puasa ya.., Perbanyak amal ibadah dengan keikhlasan hati agar dapat meraih derajat taqwa.



Thursday, August 23, 2007

HUKUM MEMBAJAK PROGRAM

HUKUM MEMBAJAK PROGRAM

KOMPUTER DAN SEMISALNYA

Penulis : FATWA LAJNAH DA’IMAH

Soal:

Saya bekerja pada bagian komputer, semenjak saya memulai pekerjaan di bagian ini, saya bertugas untuk mengcopy berbagai program untuk memudahkan pekerjaan dengannya. Dan hal itu dapat dilakukan tanpa saya membeli dari kepingan asli program ini, dan perlu diketahui bahwa pada berbagai program tersebut terdapat ungkapan peringatan (larangan) mengcopy, yang maksudnya bahwa hak penyalinan terpelihara, serupa dengan ungkapan “hak percetakan terpelihara” yang terdapat pada sebagian kitab. Dan pemilik program tersebut boleh jadi seorang muslim atau kafir.

Pertanyaan saya: apakah boleh menyalin (mengcopy) dengan cara ini?

Jawaban:

Tidak diperbolehkan menyalin berbagai program yang pemiliknya melarang untuk menyalinnya kecuali dengan izin mereka, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam : “Kaum muslimin berpegang diatas syarat-syarat mereka”, dan sabdanya shallallahu alaihi wasallam: “Tidak halal harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dirinya”, dan sabdanya shallallahu alaihi wasallam :”Barangsiapa yang lebih dahulu dalam perkara mubah, maka dia lebih berhak dengannya”. Sama saja apakah pemilik berbagai program tersebut muslim atau pun kafir yang bukan harbi (yang boleh diperangi), sebab hak orang kafir yang bukan harbi terpelihara seperti hak seorang muslim.

Hanya kepada Allah kita memohon taufiq,shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,pengikutnya,dan para shahabatnya.

Lajnah da’imah lil buhuts al-ilmiyyah wal ifta’

Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz

Wakil ketua: Abdul Aziz Alus syekh

Anggota: -Shaleh Al-Fauzan

- Bakr Abu Zaid

Pertanyaan nomor dua dari fatwa nomor: 19622.

Diterjemahkan oleh : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi.

س: أعمل في مجال الحاسب الآلي، ومنذ أن بدأت العمل في هذا المجال أقوم بنسخ البرامج للعمل عليها، ويتم ذلك دون أن أشتري النسخ الأصلية لهذه البرامج، علمًا بأنه توجد على هذه البرامج عبارات تحذيرية من النسخ، مؤداها: أن حقوق النسخ محفوظة، تشبه عبارة (حقوق الطبع محفوظة) الموجودة على بعض الكتب، وقد يكون صاحب البرنامج مسلمًا أو كافرًا. وسؤالي هو: هل يجوز النسخ بهذه الطريقة أم لا؟

ج: لا يجوز نسخ البرامج التي يمنع أصحابها نسخها إلا بإذنهم؛ لقوله صلى الله عليه وسلم: « المسلمون على شروطهم » ، ولقوله صلى الله عليه وسلم: « لا يحل مال امرئ مسلم إلا بطيبة من نفسه » ، وقوله صلى الله عليه وسلم: « من سبق إلى مباح فهو أحق به » سواء كان صاحب هذه البرامج مسلمًا أو كافرًا غير حربي؛ لأن حق الكافر غير الحربي محترم كحق المسلم.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

عضو // عضو // نائب الرئيس // الرئيس //

بكر أبو زيد // صالح الفوزان // عبد العزيز آل الشيخ // عبد العزيز بن عبد الله بن باز //

السؤال الثاني من الفتوى رقم (19622

FATWA IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH

Soal:

Apa hukum mengcopy program-program computer yang bermanfaat dari cd-nya yang asli, yang diterbitkan oleh salah satu perusahaan, untuk dimanfaatkan secara pribadi, atau membagikannya kepada teman-teman, atau untuk dijual. Apakah sama hukumnya jika perusahaan ini dimiliki orang-orang kafir atau muslimin, ataukah tidak (sama hukumnya)?

Jawaban:

Pertama: kita bertanya, apakah perusahaan tersebut yang menerbitkan berbagai program ini, apakah secara jujur dia yang menjaga haknya atau tidak? Jika tidak benar bahwa dia yang membuatnya sendiri dan memeliharanya, maka boleh bagi setiap orang menyalin darinya, sama saja apakah untuk dirinya, atau untuk dibagikan kepada teman-temannya, atau dia jual. Sebab tidak terjaga (haknya). Adapun jika ia mengatakan: hak penyalinan terpelihara, maka disini wajib bagi kita sekalian kaum muslimin , atau diseluruh dunia untuk menegakkan apa yang wajib. Dan merupakan hal yang telah diketahui bahwa peraturan telah menetapkan bahwa jika dia sendiri yang membuat pemeliharaannya, maka tidak seorang pun diperbolehkan untuk melanggarnya. Sebab jika dibuka pintu ini, maka akan rugilah perusahaan yang menerbitkannya tersebut, dengan kerugian yang besar, boleh jadi computer ini tidak dihasilkan oleh perusahaan tersebut kecuali dengan biaya yang sangat besar. maka jika disalin lalu disebarkan, maka jadilah yang dijual seharga lima ratus (riyal) menjadi berapa? Lima (riyal), dan ini kemudharatan, sedangkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “tidak ada kemudharatan yang tanpa disengaja maupun yang disengaja”. Dan hadits ini umum.

Oleh karena itu,saya berharap agar kaum muslimin faham bahwa manusia yang paling menyempurnakan janji dan tanggung jawab adalah kaum muslimin,Sampai rasul alaihis shalatu wassalaam memberi peringatan dari mengingkari janji,dan mengabarkan bahwa itu termasuk dari sifat siapa? Kaum munafiqin. Allah Ta’ala juga berfirman:

“dan janganlah engkau membatalkan perjanjian setelah engkau menetapkannya”.

Tidak semua orang kafir hartanya dihalalkan atau darahnya dihalalkan, orang kafir yang harbi (diperangi) seperti yahudi misalnya, ini kafir harbi. Namun apabila ada perjanjian antara kita dan dia,walaupun perjanjian yang bersifat umum, maka dia mejadi kafir mu’ahad. Dan sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang membunuh kafir mu’ahad, maka dia tidak mencium bau syurga”.

Oleh karena itu kami mengatakan: berbagai produk tersebut, jika perusahaan tersebut tidak membuat pemeliharaan terhadapnya sedikitpun maka , maka apa perkaranya? Diperluas atau dipersempit? Diperluas, silahkan anda menyalin darinya, baik untuk dirimu, atau untuk temanmu, atau engkau bagikan.adapun jika telah terpelihara,maka tidak boleh.

Tinggal yang menjadi masalah bagiku,apabila seseorang hendak menyalinnya untuk dirinya sendiri saja, tanpa mendatangkan kemudharatan terhadap perusahaan tersebut, apakah boleh atau tidak boleh? Yang Nampak bahwa hal ini tidak mengapa, selama engkau tidak menginginkan darinya keuntungan, namun engkau sendiri saja yang mengambil manfaat , maka saya berharap hal ini tidak mengapa, walaupun menurut saya bahwa ini berat bagiku, namun saya berharap tidak mengapa. insya Allah.

Diterjemahkan oleh: Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi

السؤال/

ما حكم نسخ برامج كمبيوتر نافعة من شرائط أصلية أصدرتها إحدى الشركات وذلك إما للاستفادة الشخصية أو للتوزيع منها على الزملاء أو للبيع و هل يستوي في ذلك أن تكون هذه الشركات تخص كفاراً أو مسلمين أم لا ؟

الإجابة/

أولاً نسأل هل هذه الشركات التي أحضرت هذه الأشياء هل احتفظت لنفسها بحق أو لا ؟ إن لم تحتفظ لنفسها بحق ، فلكل إنسان أن ينسخ منها سواءً لنفسه أو وزع على أصحابه أو يبيع . لأنها لم تُحمَ ، و أما إذا قال حقوق النسخ محفوظة ، فهنا يجب أن نكون نحن المسلمين أوفى العالم بما يجب ، و المعروف أن النظام إذا احتفظ لحقه فإنه لا أحد يعتدي عليه

لأنه لو فُتح هذا الباب لخسرت الشركة المنتجة إيش ؟ خسارة بليغة ؛ قد يكون هذا الكمبيوتر لم تحصل عليه الشركة إلا بأموال كثيرة باهظة ، فإذا نُسخ و وُزع صار الذي يباع بخمسمائة يباع كم ؟ خمسة ، و هذا ضرر ، و النبي صلى الله عليه و سلم قال : (( لا ضرر و لا ضرار )) وهذا عام.

ولهذا أرجو أن يفهم المسلمون أن أوفى الناس بالذمة و العهد هم المسلمون ، حتى إن الرسول عليه الصلاة و السلام حذر من الغدر وأخبر أنه من صفات من ؟ المنافقين .

وقال الله تعالى : (( ولا تنقضوا الأيمان بعد توكيدها )) و ليس كل كافر يكون ماله حلالاً أو دمه حلالاً ، الكافر الحربي كاليهود مثلاً هذا حربي ، و أما من بيننا وبينه عهد ولو بالعهد العام فهو معاهد ، و قد قال النبي صلى الله عليه و سلم : (( من قتل مُعاهداً لم يَرَحْ رائحة الجنة )) و المسلمين أوفى الناس بالعهد .

فلذلك نقول : هذه المنتجات إذا كانت الشركات لم تحتفظ لنفسها بشيء فالأمر فيها إيش ؟ واسع و إلا ضيق ؟ واسع ، انسخ منها لنفسك أو لأصحابك أو وزع . إذا كانت قد احتفظت فلا .

يبقى عندي إشكال فيما إذا أراد الإنسان أن ينسخ لنفسه فقط دون أن يصيب هذه الشركة بأذى ، فهل يجوز أو لا يجوز ؟ الظاهر لي إن شاء الله أن هذا لا بأس به ما دُمت لا تريد بذلك الريع و إنما تريد أن تنتفع أنت وحدك فقط فأرجو أن لا يكون في هذا بأس على أن هذا ثقيلة علي ، لكن أرجو أن لا يكون فيها بأس إن شاء الله

Sumber dari Darussalaf

disalin dari http://muwahiid.wordpress.com/2007/06/03/hukum-software-bajakan

Boleh dicopy dan disebarkan asal disertakan URL sumbernya

Friday, August 3, 2007

Kedermawanan Itu Adalah Jernih

Assalamu'alaikum Rekan Netter dimana pun berada..
Lama nggak posting nih, abisnya lagi sibuk nyelesaikan Penelitian tuk Skripsi..Tapi nyempatin buat update blog. Ini ada sedikit cerita Islami, di simak aja ya..

Kedermawanan Itu Adalah Jernih

Seorang pria dari kaum Quraisy bercerita:

"Suatu saat, Muhammad bin Al-Munkadir dari Bani Taim bin Murrah pergi untuk berhaji. Dia seorang yang sangat dermawan. Sebelum berangkat dia memberikan sedekah kepada orang-orang. Semua barang miliknya sudah habis, yang tersisia hanyalah sebuah baju yang dia pakai, dia berangkat haji bersama kawan-kawannya.

Dalam perjalanan, dia singgah di telaga air. Saat itu datanglah wakilnya dalam rombongan itu dan berkata, 'Kita tidak punya apa-apa, bahkan meski sisa uang satu dirham saja,' Mengetahui hal itu, Muhammad meneriakan bacaan talbiyyah dan diikuti oleh semua kawan-kawannya, bahkan juga orang-orang yang sama-sama singgah di telaga itu. Di antara orang-orang itu ada Muhammad bin Hisyam. Setelah mendengar suara talbiyah menggema, Muhammad bin Hisyam berkata, 'Demi Allah, aku yakin di sekitar telaga ini ada Muhammad bin Al-Munkadir, cobalah kalian lihat.' Ternyata memang benar Muhammad bin Al-Munkadir ada di situ. Kemudian Muhammad bin Hisyam berkata, 'Aku kira dia tidak mempunyai uang. Bawalah uang sebanyak 4.000 dirham ini kepadanya'."

Oleh : Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Sunday, July 8, 2007

Perniagaan Yang Menguntungkan

Kisah Islami

Kita tahu bahwa para sahabat Rasulullah saw adalah orang-orang yang telah membela dan banyak berkorban demi agama Islam yang agung ini. Mereka adalah sebaik-baik penolong untuk agama ini. Mereka juga sebaik-baik pejuang di jalannya. Hal ini terjadi pada mereka, karena mereka menjadikan ajaran Islam sebagai sebuah realita dalam perilaku mereka dan sebagai sesuatu yang begitu terasa di dalam hati mereka. Hingga hal itu menjadi tabiat mereka dengan seikhlas-ikhlasnya dan berani membela agama ini walaupun harus membayar dengan harga yang mahal.

Islam mengajak mereka untuk hijrah. Dengan cepat mereka menyambut seruan itu; meninggalkan Mekkah walau hati mereka penih kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan aqidah dibanding tempat-tempat main mereka saat masih kanak-kanak, tempat yang penuh dengan kenangan indah.

Islam mengajak mereka untuk berjihad. Ternyata mereka adalah prajurit-prajurit tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah dan karena Rasul-Nya, dan mereka berhasil memberikan tauladan yang baik yang monumental dan indah dalam pengorbanan dan keimanan mereka yang sejati. Simaklah kisah berikut ini.

Ketika Shuhaib pergi menyusul Nabi saw untuk berhijrah, ada beberapa orang quraisy yang membuntutinya. Mereka berkata kepada Shuhaib, "Dulu kau datang kepada kami dalam keadaan tidak punya apa-apa, kemudian kau hidup bersama kami dan mendapatkan harta yang banyak dan kau menjadi orang seperti sekarang ini. Tahu-tahu kau ingin keluar dengan membawa semua hartamu? Demi Allah, hal itu tidak akan pernah terjadi." Lalu Shuhaib turun dari tunggangannya, dikeluarkannya anak panah dari tempatnya, seraya berkata, "Wahai kaum Quraisy, kalian sudah tahu bahwa aku termasuk orang paling pandai memanah diantara kalian. Demi Allah, kalian tidak akan menyentuhku kecuali akan aku bidik dengan semua anak panahku, kemudian aku akan menebas dengan pedangku ini selama dia berada ditanganku. Ayo lakukan apa yang kalian inginkan!" Akan tetapi Shuhaib setelah itu berkata, " Bagaimana bila aku tinggalkan semua hartaku untuk kalian, apakah kalian akan membiarkan aku pergi?" Mereka menjawab, "Ya." Maka Shuhaib meninggalkan semua hartanya untuk mereka. Dan ketika sampai ke hadapan Rasulullah saw, di Madinah beliau bersabda, "Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya. Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya." Dan turunlah firman Allah SWT, "Dan diantara manusia itu ada seorang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah." (QS. Al-Baqarah:207).

Oleh : Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Help file produced by WebTwin (www.webtwin.com) HTML->WinHelp converter. This text does not appear in the registered version.

Wednesday, May 23, 2007

Tentang Bumi

Bumi dalam arti sempit adalah tempat kita berpijak, sedangkan dalam arti luas mencakup lautan, daratan, dan segala isinya. Karena itu ada istilah "perut bumi", yang mengandung air, minyak, dan batuan, yakni renik tumbuhan serta hewan yang tertimbun selama jutaan tahun. Allah SWT memilih bumi sebagai tempat tinggal yang kaya dan subur untuk penghidupan manusia (QS.7 : 10). Bumi diciptakan Allah SWT dalam bentuk hamparan (QS. 2:22 ; 13:3; 20: 53-54), dan diciptakan-Nya pula gunung untuk mengukuhkannya, agar manusia dapat berdiam di atasnya tanpa ketakutan (QS. 27:61).

Allah SWT berfirman,
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(QS.39:10).


Makna yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwa kita akan mendapatkan kebaikan dari bumi jika kita beriman, berbakti kepada Allah SWT, dan bersabar. Sedangkan kebalikan dari ayat di atas dapat dibaca dalam QS.20:124, yang menyatakan bahwa siapa yang berpaling dari Allah SWT, maka baginya akan ada penghidupan yang sempit.
Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi (QS.2:30). Hanya Manusia, bukan jin atau malaikat, yang diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk memelihara bumi (QS.7:56,85), karena hanya manusia yang memiliki akal serta pikiran untuk dapat memahami tanda kebesaran Allah SWT di muka bumi (QS.30:22).

Memelihara bumi merupakan salah satu pertanda keimanan (QS.7:85). Betapa banyak sumber penghidupan yang diciptakan Allah SWT di bumi (QS.7:10). Kalau manusia memanfaatkannya dengan benar, maka hidupnya akan makmur dan sentosa. Tapi sayangnya, ada manusia yang cenderung merusaknya. Misalnya mereka yang menebangi hutan secara sembrono sehingga keseimbangan alam jadi rusak. Belum lagi yang menggali tanah, pasir, serta barang tambang lainnya secara tidak beraturan sehingga terjadi tanah longsor. Ada pula yang membuang limbah secara serampangan sehingga terjadi pencemaran air. Tidak hanya hewan yang ada di air terkena imbasnya, manusia yang menggunakan airnya pun pasti terkena imbasnya. Daerah resapan air di ganti dengan bangunan-bangunan beton yang megah, makanya banjir di mana-mana. Yang paling parah saat ini Lumpur Lapindo, belum menunjukkan adanya intensitas penurunan semburan lumpur. Semua ini menyebabkan kerusakan, baik di darat maupun di laut (QS.30:41), padahal Allah SWT telah mengingatkan manusia agar tidak membuat kerusakan dibumi, setelah diperbaiki (QS.7:56).

So,berapa Usia Bumi?..
Menurut ilmuwan, bumi berusia sekitar 4,5 milyar tahun. Dalam Al-Qur'an dan Hadis tidak ada keterangan tentang usia bumi, karena wahyu tidak bertujuan untuk itu. Tetapi ada kisah metaforik ketika Nabi Muhammad SAW melakukan Mikraj ke Sidratulmuntaha. Ia lemihat seorang kakek yang bergigi ompong, berambut rontok, berkulit kering, dan berwajah keriput. Si kakek berjalan terseok-seok. Lalu Nabi SAW bertanya kepada Jibril, "Siapa gerangan orang tua itu?" Jibril menjawab, "Orang tua itu adalah perumpamaan bumi yang berusia sangat tua."

Referensi : Ensiklopedi Islam

Tuesday, May 15, 2007

Kiamat Sudah Dekat

Assalamu,alaikum. Wr.wb

Kiamat Sudah dekat? hm... seperti judul film ya. Ini memang sebuah judul film, tapi kali ini kita tidak menceritakan film tersebut, judulnya aja yang kita pake. Oke…

Apa benar ya kiamat sudah dekat? Mey be yes meybe no hanya Allah lah yang tahu.

Allah swt berfirman "
Mereka menanyakan kepadamu tentangt: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS: Al-A'raaf:187).


“Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat ?”
(QS.Asy-Syura: 17)

Yap hanya Allah swt yang tahu akan datangnya hari kiamat tetapi waktunya telah dekat.
Dan kedatangannya pun secara tiba-tiba. Tapi Kita bisa melihat tanda-tandanya. Misalnya Banyak musibah atau bencana yang terjadi dimana-mana dan itu termasuk kiamat kecil. Seperti Tanah longsor, banjir, Tsunami, atau Bencana Lumpur LAPINDO yang belum bisa di atasi hingga saat ini. Kemudian Wanita berpakaian seperti laki2 begitu pula sebaliknya. Dan ada masanya juga dimana manusia sudah tidak peduli lagi kepada para Ulama.

Coba saja kita lihat saat ini, orang lebih suka ber having fun (hura-hura) dari pada hadir di majelis ta’lim. Mesjid sering sepi dari pada tempat hiburan.
Ketika Adzan Zhuhur berkumandang, orang masih sibuk dengan kesibukannya masing-masing, ada yang bekerja, jalan-jalan, di Mal, nonton bioskop, dll.
Waktu Azhar pun tiba, sebagian ada yang telelap, ada yang menunda-nunda dan sebagainya.
Kasihan Mesjid, jamaahnya sedikit, kecuali Shalat Jumat, Idul fitri and Tharawih baru rame.

Tapi kalau sudah urusan nonton film dibioskop tepat waktu bahkan sebelum jam tayang udah nungguin, biar nggak kehabisan tiket katanya. Hmmm…Gimanah nih? Panggilan Allah swt Sang Kuasa, Yang menciptakan manusia, seluruh jagad raya di tunda-tunda. Urusan nonton malah tepat waktu. Padahal azab Allah sangat pedihhh….!!

Yah.. seperti itulah kira-kira tanda-tanda Kiamat Sudah dekat. Al-Qur’an tidak lagi di jadikan pedoman, tapi hanya menjadi pajangan di rumah. Ayat-ayat Allah di dustakan.

Allah SWT berfirman:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
(QS: Al –A’raaf: 96)

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya” (QS: Al-Hajj:1-2)

Jadi apa yang harus kita lakukan?
Tentunya Kembali kepada Allah SWT dan perbanyaklah amal sholeh, karena itulah bekal kita kelak.

Dalam mutiara Hikmah pernah disebutkan: “Semua yang akan datang itu dekat.” Sehingga baik Nabi Muhammad maupun Malaikat Jibril sendiri tidaklah mengetahui, kapankah kiamat itu akan terjadi, sebab hal itu adalah merupakan rahasia Allah. Kehancuran alam semesta secara total ini dapat kita baca dalam Qur’an surah At-Takwir, Al-Insyiqaq, dan Al-Infithar maupun pada surah lainnya.
.
Insya Allah Sampai di sini dulu yah. Mohon maaf jika terdapat kesalahan. Maklum manusia. Dan Kebenaran hanya milik Allah SWT. Semoga Bermanfaat.

Wassalam.

Referensi :
Kitab Suci Al-Qur’an
“Keutamaan Membaca Al-Qur’an karangan Hussein Khalid Bahreisi”


Wednesday, May 9, 2007

Bentuk-Bentuk Penyesalan pada hari kiamat

Assalamu'alaikum.

Rasulullah saw bersabda:
"Ada dua nikmat, dimana banyak orang mengalami kerugian karena keduanya. Yaitu kesehatan dan waktu luang."
(HR: Bukhairi)

Ibnu Baththal berkata," Makna hadist di atas ialah orang punya waktu luang jika berbadan sehat. Jika seseorang punya waktu luang dan badan sehat, hendaklah ia berusaha sebisa mungkin tidak rugi, yaitu dengan cara bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepadanya. Di antara bentuk syukur tersebut tentu saja dengan mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan barang siapa yang tidak mengerjakan hal ini, artinya ia orang yang merugi."
(Fathul Bari, jilid XI, hal.230)

Yup..tentu saja seseorang akan merugi jika ia tidak memanfaatkan kesehatan dan waktu luangnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Bukannya disuruh untuk Taat, malah berbuat maksiat. Biasanya penyesalan memang selalu terjadi belakangan. Okey,ayo kita lihat bentuk-bentuk penyesalannya...

Penyesalan yang pertama : Kiamat Kecil

Kiamat kecil yang dialami manusia ialah kematian. Seseorang mulai merasakan penyesalannya ketika detik-detik akhir usianya dan meyakini nyawanya tidak lama lagi keluar dari tubuhnya. Allah Ta'ala berfirman,
"Dan dia yakin sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia). Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Kepada Tuhanmulah pada hari itu kami dihalau." (Al-Qiyamah: 28-30).

Saat itulah ia ingat semua waktunya, ribuan jam ia gunakan untuk perbuatan yang sia-sia, tidak digunakan untuk taat kepada Allah Ta'ala dan ia meminta untuk dikembalikan ke dunia untuk melakukan kebaikan (beramal shalih).
Allah Ta'ala berfirman,
"Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, "Tuhanku, kembailkan aku (ke dunia), agar aku berbuat amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan." (Al-Mukminun: 99-100).

Itulah impian pertama seseorang. Namun, Allah maha mengetahui seluruh hal ghaib, dan apa yang dirahasiakan hati. Allah Ta'ala sudah tahu kebohongannya. Jika ia dikembalikan ke dunia, ia pasti bermaksiat lagi dan malas mengerjakan kebaikan.

Allah Ta'ala berfirman,
"Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu perkataan yang diucapkannya saja dan di depan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan," (Al-Mukminun:100)

Penyesalan Yang kedua: Gigit Tangan

Allah Ta'ala berfirman,
"Orang dzaliim menggigit dua tangannya sambil berkata,'Kecelakaan besar bagiku. Kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan teman akrab. Sesungguhnya ia telah menyesatkanku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia. " (Al-Furqan:27-29).

Penyesalan seperti ini terjadi ketika seseorang di akhirat melihat sahabat karibnya menelantarkan dirinya dan tidak berdaya membelanya di sisi Allah SWT. Saat bersama hanya bersenang-senang, begadang, pesta pora di meja judi dan minuman keras. Padahal itu semua tidak dapat menyelamatkannya dari kondisi yang ia hadapi sekarang.
Ia lihat penghuni neraka yang paling ringan siksanya iaah orang yang di letakkan dua batu di atas tapak kakinya, lalu otaknya mendidih.

Sayyid Quthb Rahimahullah juga berkata, "Ia tidak hanya menggigit satu tangan. Tapi, menggigit kedua tangannya secara bergantian atau menggigit kedua tangannya sekaligus, karena begitu berat penyesalannya yang terlihat
saat menggigit kedua tangannya. Itu gerakan yang merefleksikan kondisi kejiwaan,lalu terlihat nyata." (Fi Dziali Al-Qur'an, jilid V, hal. 2560.)

Makanya hati-hati dalam memilih teman. Jangan cuma lihat dari penampilannya saja. Tapi lihat juga keshalihannya. Pernah dengar lagunya "Opick" kan. Salah satu obat hati itu "Berkumpullah dengan orang shaleh".

Ok. TEman-teman, sebenarnya "Bentuk penyesalannya" masih ada empat lagi. Untuk sekarang yang ini dulu ya.
Nanti kita sambung di Posting berikutnya.
Terima kasih udah meluangkan waktu untuk membacanya. semoga bermanfaat..Wassalam.

Referensi :
- Kitab Suci Al-Qur'an
- "Taujih Ruhiyah" karangan Abdul Hamid Al-Bilali

Tuesday, May 1, 2007

Jangan Tinggalkan Shalat Hey Pemuda...

Assalamu'alaikum .wr.wb

Alhamdulillah, Puji syukur Senantiasa kita haturkan kepada Sang Penguasa Yang Maha Agung dan Mulia Allah SWT.
dan Salawat serta salam tercurah kepada Qudwah kita Nabi besar Muhammad SAW.

"Jangan Tinggalkan Shalat hey Pemuda".. ya, itulah kata-kata yang harus kita ucapkan kepada para pemuda/i yang enggan melaksanakan Sholat. Terlebih lagi sholat Fardhu.
Karena Jika kita lihat saat ini, banyak sekali para pemuda yang berani meninggalkan Sholat Fardlu tanpa rasa bersalah. Meraka lebih mementingkan aktivitas dunia mereka ketimbang aktivitas akhirat yang seharusnya tidak mereka lupakan
Sengaja ana menuliskan artikel ini. Soalnya masih banyak para pemuda/i yang sering ninggalin shalat terutama di daerah ana di kota Samarinda. (Tapi nggak semua pemuda lo ya..)
Cerita sedikit yah.. jadi di kota Samarinda itu ada sebuah tempat namanya Tepian Mahakam. Di situ pemuda/i sering ngumpul2. Waktu Adzan Magrib udah berkumandang, ehh tetap aja mereka nongkrong.

Padahal Sholat merupakan Amal Perbuatan yang pertama kali di hisab, tetap aja ditinggalkan."Apa mereka tidak tahu atau sengaja tidak mau tahu?...and apa mereka nggak takut sama azab Illahi ya? padahal udah ada film "Hidayah, Rahasia illahi, azab Illahi (bukan promosi lo ya..).

Rasulullah saw. bersabda:
"Pertama kali perbuatan hamba yang akan dihisab di hari kiamat nanti adalah shalatnya, maka barang siapa yang shalatnya bagus, sungguh ia telah berbahagia dan akan selamat dan jika kurang baik shalatnya maka ia akan sengsara dan merugi."
(HR.Mundzir, Thabrani, dan Turmudzi)

Nah lo... Siapa yang ninggalin shalat ?.. masih berani ninggalin shalat ?... lihat lagi yang ini...

Allah Ta'ala berfirman dalam surah Al Muddatstsir: 42-48
yang Artinya:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian". Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at."

Sudah tahu kan akibat ninggalin shalat," MASUK NERAKA" hiiiiiiiiiiiii ngeri banget deh...

Rasulullah saw. saja yang sudah dijamin masuk Syurga, tetap melaksanakan shalat. Bahkan kaki Beliau sampai bengkak. Subhanallah. Masa sih yang belum tentu masuk syurga masih males-malesan. Shalatlah kamu sebelum di shalatin orang. Selagi masih diberi kesempatan, gunakanlah dengan sebaik-baiknya.

Shalat itu sangatlah penting apalagi yang Fardlu dan kalau bisa berjamaah, kalau nggak bisa harus bisa. Yang sunnah juga kalau bisa jangan ditinggali.
Shalat itu adalah cahaya. Cahaya bagi kehidupan manusia. Shalat juga merupakan salah satu sarana komunikasi kita dengan Allah swt dan sebagai perwujudan rasa syukur kita atas limpahan karunia dan Nikmat yang telah diberikan-Nya.

Sampai disini dulu ya, Mudah-mudahan kita Merupakan orang yang pandai Bersyukur dan tidak meninggalkan Shalat tentunya. AMin...

Affwan jika terdapat kekurangan dan kesalahan.

Jazzakallah
Wassalamu'alaikum.